Pengembangan Peserta Didik


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dalam perkembangan setiap individu sejak lahir hingga akhir hayatnya  pasti akan mengalami proses belajar dan akan menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya baik secara langsung maupun tidak langsung, Dalam proses ini perubahan tidak terjadi  sekaligus tetapi terjadi  secara bertahap. Perkembangan individu ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, serta moral. Fase perkembangan individu juga tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan individu secara didaktis.
 Di dalam bidang kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal, proses pengajaran dan pembelajaran sangat penting dalam perkembangan belajar individu demi menuju keberhasilannya. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu dalam belajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah konsep perkembangan individu ?
2.      Bagaimanakah belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar?
3.      Bagaimanakah perkembangan individu secara didaktis?



C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui konsep perkembangan indivIdu
2.      Untuk mengetahui belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar
3.      Untuk mengetahui perkembangan individu secara didaktis
 
D.    Manfaat
1.      Agar dapat memahami konsep perkembangan individu
2.      Agar dapat memahami belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar
3.      Agar dapat memahami perkembangan individu secara didaktis



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Perkembangan Individu Dalam Belajar
Perkembangan individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu peserta didik.
            Konsep Perkembangan Individu
Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Yang dimaksud perubahan yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Perkembangan individu secara fisik terjadi sesuai dengan fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi perubahan imajinasi fantasi ke realistis.


B.     Belajar dan Fase-fase Perkembangan Individu
Manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat dicapai melalui belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri dan insting dan potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan belajar sepanjang kehidupannya, kapanpun dan dimanapun.

Para ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut:
a.       Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah).
b.      Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
c.       James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai hasil praktek atualisasi pengalaman.
Dapat disimpulkan bahwa Belajar itu membawa perubahan, Perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, Perubahan itu terjadi karena usaha.
Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:

v  Fase perkembangan masa kanak-kanak (Infancy & Early Childhood)
Pada masa ini, anak berada pada usia 0-6 tahun dan memiliki ciri-ciri antara lain :
o   Belajar berjalan, mengambil makanan padat
o   Belajar bicara
o   Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
o   Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
o   Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
o   Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani
o   Belajar mengadakan hubungan emosi





v  Fase perkembangan masa anak (Middle childhood)
Pada masa ini, anak berada pada usia 6-12 tahun dan memiliki ciri-ciri antara lain :
1)      Membangun perilaku yang sehat
2)      Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa
3)      Belajar bergaul dengan teman sebaya
4)      Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
5)      Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
6)      Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
7)      Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
8)      Pencapaian kemandirian
9)      Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)

v  Fase perkembangan masa remaja (Adolescence)
Pada masa ini, remaja berada pada usia 12-18 tahun dan memiliki ciri-ciri   antara lain :
1)      Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun perempuan
2)      Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
3)      Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
4)      Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
5)      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
6)      Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7)      Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
8)      Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara
9)      Pencapaian tanggungjawab sosial
10)  Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku



v  Fase perkembangan masa dewasa awal (Early Adulthood)
Pada masa ini, mereka berada pada usia 18-30 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1.      Memilih pasangan
2.      Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
3.      Mulai berkeluarga
4.      Membesarkan anak
5.      Mengatur rumah tangga
6.      Mulai bekerja
7.      Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
8.      Menemukan kelompok sosial yang cocok

v  Fase perkembangan masa setengah baya (Middle-age)
Pada masa ini, seseorang yang telah dewasa lanjut berada pada usia 30-50 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
a.       Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
b.      Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
c.       Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan menyenangkan
d.      Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
e.       Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
f.       Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
g.      Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua

v  Fase perkembangan masa tua (Later maturity)
Pada masa lanjut, mereka berada pada usia 50 tahun lebih dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1.      Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
2.      Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang
3.      Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
4.      Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
5.      Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
6.      Membangun kepuasan kehidupan
7.      Kesiapan menghadapi kematian

C.    Perkembangan Individu secara Didaktis
Syamsu Yusuf mengemukakan beberapa tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut:
a.       Masa usia pra sekolah
 Masa usia pra sekolah terbagi dua yaitu: (masa vital dan  masa estetik). Masa vital, pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Adapun tugas perkembangan pembelajaran pada fase ini adalah:  
1.anak belajar memakan makanan keras
2.anak belajar berjalan
3.anak belajar berbicara
Masa estetik; masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Seseorang individu anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Adapun tugas pembelajaran pada fase ini, yaitu:
1. anak belajar membedakan yang baik dan yang buruk;
2. anak membedakan jenis kelamin, belajar sopan santun;
3. anak belajar mengeja dan  membaca;
4. anak belajar mengenal individu secara emosional dan sosial.
b.      Masa usia jenjang pendidikan dasar
Masa usia pendidikan dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matanuntuk memasuki sekolah.
Adapun ciri-ciri utama anak yang sudah matang, yaitu:
a.       memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya;
b.      keadaan fisik yang memungkinkar anak-anak memasuki dunia bermain dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasma
c.       memasuki dunia mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas (Tohirin, 2005:34).
Adapun tugas anak-anak pada usia sekolah dasar ini adalah:
1.      Belajar ketrampilan, jasmani atau fisik melalui bermain.
2.      Belajar bergaul.
3.      Belajar mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan menghitung.
4.      Belajar mengenal kemampuan dirinya.
5.      Belajar memainkan berperan sebagai lelaki maupun wanita.
6.      Belajar membandingkan diri dengan yang lainnya.
7.      Belajar menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya.
8.      Belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan sesuatu kehendak.

Masa usia sekolah dasar terbagi dua, yaitu :
1.      masa kelas-kelas rendah dan
2.      masa kelas tinggi. 
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun):
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
2.      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.      Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4.      Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5.      Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6.      Pada masa ini (terutama usia 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik.
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi 9 atau 10 sampai 12 atau 13   tahun:
1.      Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2.      Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.      Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6.      Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peratuan sendiri
Beberapa faktor penting yang berkaitan pembangunan karakter anak dalam fase ini antara lain adalah, pola interaksinya dengan ayah, ibu, dan seluruh anggota keluarga yang lain, keadaan fisiknya, seperti tinggi dan berat badannya serta hal-hal yang didengar dan dipelajarinya.
Kebutuhan anak di fase remaja ini berbeda dengan kebutuhannya difase-fase sebelumnya. Hal ini harus diperhatikan oleh orang tua dan diusahakan untuk memenuhinya. Kebutuhan anak tersebut antara lain adalah sebagai  berikut:
1.      Kebutuhan primer, seperti makanan, minuman, dan pakaian.
2.      Kebutuhan psikis, seperti ketenangan jiwa dan emosi.
3.      Kebutuhan terhadap penerimaan dirinya oleh masyararakat.
4.      Kebutuhan terhadap perhatian dan penghormatan atas dirinya.
5.      Kebutuhan untuk mempelajari banyak hal yang dapat memupuk bakatnya sebagai bekal menempuh perjalanan panjang kehidupannya.
6.      Kebutuhan untuk mengenal pemikiran-pemikiran yang menjadi wacana dalam masyarakat dan mengenal isi dunia, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan dan kematangan anak seusia ini.





 Adapan langkah-langkah penting yang berhubungan dengan pendidikan anak di fase ini, sebagai berikut :
a.       Pendidikan ekstra ketat
Pendidikan di fase ini lebih penting pada fase-fase lainnya karen anak di usia ini relatif masih bersih dan belum tercemari sehingga mau mendengar dan menerima semua nasehat dan bimbinga. Karena itu, orang tua harus pandai-­pandai menggunakan  kesempatan ini untuk mendidiknya dengan benar.
b.      Dorongan untuk belajar Pada fase ini, belajar adalah hal yang penting bagi anak­-anak. Inilah saat yang tepat untuk memberikan dorongan belajar kepada mereka mematangkan kekuatan akal, serta mewujudkan kecintaan  hakiki mereka terhadap penguasaan ilmu.
c.       Pengawasan
a.       Pada dasarnya, pengawasan adalah kewajiban ayah dan ibu. Mereka berdua memiliki porsi tugas yang disesuaikan, dengan kemampuan dan pengalaman hidup. Karenanya, mereka berdua harus saling membantu. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah bahwa jangan sampai si anak merasa tidak diacuhkan oleh orang tuanya. Kondisi pengawasan melekat harus selalu terjaga. Orang tua terkadang bisa meminta bantuan kepada famili atau kerabat untuk ikut mengawasi anaknya terutama dalam situasi yang di sana orang tua tidak bisa melakukannya.
b.      Menciptakan hubungan dengan teladan yang baik
c.       Di akhir periode ini, anak-anak akan punya kecenderungan yang sangat kuat untuk meniru apapun yang ada pada diri kebanyakan  orang. Para psikolog menamai sebuah gejala kejiwaan dari seorang  anak pada usia ini yang selalu ingin meniru orang lain secara fisik  dengan istilah "peniruan". Keinginan ini sangat tepat timbulnya  dan akan cepat juga berhenti ketika sumber peniruan itu tidak ada.
           

 Ada pula jenis peniruan yang bersifat non fisik. Prosesnya berlangsung perlahan tetapi pengaruhnya sangat kuat menempel pada akal dan jiwa.
c.Masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja)
Masa usia jenjang pendidikan menengah bertepatan dengan masa remaja,    yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu:
1.      Remaja awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial.
2.      Masa remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3.      Masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja awal,    remaja dan remaja akhir adalah:
1.      Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2.      Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3.      Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5.      Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6.      Memilih dan mempersiapkan karier.
7.      Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-­konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9.      Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10.  Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam berperilaku.

d.      Masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)
Pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup. Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal adalah:
a.       Memilih pasangan.
b.      Belajar hidup dengan pasangan.
c.       Memulai hidup dengan pasangan.
d.      Memelihara anak.
e.       Mengelola rumah tangga.
f.       Memulai bekerja.
g.      Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
h.      Menemukan suatu kelompok yang serasi


 












BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya usaha. Sedangkan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
o   Fase perkembangan masa kanak-kanak
o   Fase perkembangan masa anak
o   Fase perkembangan masa remaja
o   Fase perkembangan masa dewasa awal
o   Fase perkembangan masa setengah baya
o   Fase perkembangan masa tua
            Perkembangan individu secara didaktis sebagai berikut:
o   Masa usia pra sekolah
o   Masa usia jenjang pendidikan dasar
o   Masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja)
o   Masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)

B.     SARAN
Dengan adanya konsep perkembangan individu, belajar dan fase-fase perkembangan individu, serta perkembangan individu secara didaktis peserta didik, pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenai perkembangan individu dalam belajar dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajarmengajar.
           


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam perkembangan setiap individu sejak lahir hingga akhir hayatnya  pasti akan mengalami proses belajar dan akan menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya baik secara langsung maupun tidak langsung, Dalam proses ini perubahan tidak terjadi  sekaligus tetapi terjadi  secara bertahap. Perkembangan individu ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, serta moral. Fase perkembangan individu juga tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan individu secara didaktis.
 Di dalam bidang kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal, proses pengajaran dan pembelajaran sangat penting dalam perkembangan belajar individu demi menuju keberhasilannya. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu dalam belajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah konsep perkembangan individu ?
2.      Bagaimanakah belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar?
3.      Bagaimanakah perkembangan individu secara didaktis?



C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui konsep perkembangan indivIdu
2.      Untuk mengetahui belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar
3.      Untuk mengetahui perkembangan individu secara didaktis

D.    Manfaat
1.      Agar dapat memahami konsep perkembangan individu
2.      Agar dapat memahami belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar
3.      Agar dapat memahami perkembangan individu secara didaktis



















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Perkembangan Individu Dalam Belajar
Perkembangan individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu peserta didik.
            Konsep Perkembangan Individu
Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Yang dimaksud perubahan yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Perkembangan individu secara fisik terjadi sesuai dengan fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi perubahan imajinasi fantasi ke realistis.

B.     Belajar dan Fase-fase Perkembangan Individu
Manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat dicapai melalui belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri dan insting dan potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan belajar sepanjang kehidupannya, kapanpun dan dimanapun.

Para ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut:
a.       Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah).
b.      Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
c.       James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai hasil praktek atualisasi pengalaman.
Dapat disimpulkan bahwa Belajar itu membawa perubahan, Perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, Perubahan itu terjadi karena usaha.
Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:

v  Fase perkembangan masa kanak-kanak (Infancy & Early Childhood)
Pada masa ini, anak berada pada usia 0-6 tahun dan memiliki ciri-ciri antara lain :
o   Belajar berjalan, mengambil makanan padat
o   Belajar bicara
o   Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
o   Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
o   Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
o   Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani
o   Belajar mengadakan hubungan emosi





v  Fase perkembangan masa anak (Middle childhood)
Pada masa ini, anak berada pada usia 6-12 tahun dan memiliki ciri-ciri antara lain :
1)      Membangun perilaku yang sehat
2)      Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa
3)      Belajar bergaul dengan teman sebaya
4)      Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
5)      Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
6)      Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
7)      Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
8)      Pencapaian kemandirian
9)      Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)

v  Fase perkembangan masa remaja (Adolescence)
Pada masa ini, remaja berada pada usia 12-18 tahun dan memiliki ciri-ciri   antara lain :
1)      Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun perempuan
2)      Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
3)      Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
4)      Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
5)      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
6)      Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7)      Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
8)      Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara
9)      Pencapaian tanggungjawab sosial
10)  Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku



v  Fase perkembangan masa dewasa awal (Early Adulthood)
Pada masa ini, mereka berada pada usia 18-30 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1.      Memilih pasangan
2.      Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
3.      Mulai berkeluarga
4.      Membesarkan anak
5.      Mengatur rumah tangga
6.      Mulai bekerja
7.      Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
8.      Menemukan kelompok sosial yang cocok

v  Fase perkembangan masa setengah baya (Middle-age)
Pada masa ini, seseorang yang telah dewasa lanjut berada pada usia 30-50 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
a.       Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
b.      Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
c.       Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan menyenangkan
d.      Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
e.       Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
f.       Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
g.      Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua

v  Fase perkembangan masa tua (Later maturity)
Pada masa lanjut, mereka berada pada usia 50 tahun lebih dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1.      Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
2.      Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang
3.      Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
4.      Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
5.      Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
6.      Membangun kepuasan kehidupan
7.      Kesiapan menghadapi kematian

C.    Perkembangan Individu secara Didaktis
Syamsu Yusuf mengemukakan beberapa tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut:
a.       Masa usia pra sekolah
 Masa usia pra sekolah terbagi dua yaitu: (masa vital dan  masa estetik). Masa vital, pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Adapun tugas perkembangan pembelajaran pada fase ini adalah:  
1.anak belajar memakan makanan keras
2.anak belajar berjalan
3.anak belajar berbicara
Masa estetik; masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Seseorang individu anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Adapun tugas pembelajaran pada fase ini, yaitu:
1. anak belajar membedakan yang baik dan yang buruk;
2. anak membedakan jenis kelamin, belajar sopan santun;
3. anak belajar mengeja dan  membaca;
4. anak belajar mengenal individu secara emosional dan sosial.
b.      Masa usia jenjang pendidikan dasar
Masa usia pendidikan dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matanuntuk memasuki sekolah.
Adapun ciri-ciri utama anak yang sudah matang, yaitu:
a.       memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya;
b.      keadaan fisik yang memungkinkar anak-anak memasuki dunia bermain dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasma
c.       memasuki dunia mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas (Tohirin, 2005:34).
Adapun tugas anak-anak pada usia sekolah dasar ini adalah:
1.      Belajar ketrampilan, jasmani atau fisik melalui bermain.
2.      Belajar bergaul.
3.      Belajar mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan menghitung.
4.      Belajar mengenal kemampuan dirinya.
5.      Belajar memainkan berperan sebagai lelaki maupun wanita.
6.      Belajar membandingkan diri dengan yang lainnya.
7.      Belajar menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya.
8.      Belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan sesuatu kehendak.

Masa usia sekolah dasar terbagi dua, yaitu :
1.      masa kelas-kelas rendah dan
2.      masa kelas tinggi. 
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun):
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
2.      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.      Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4.      Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5.      Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6.      Pada masa ini (terutama usia 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik.
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi 9 atau 10 sampai 12 atau 13   tahun:
1.      Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2.      Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.      Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6.      Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peratuan sendiri
Beberapa faktor penting yang berkaitan pembangunan karakter anak dalam fase ini antara lain adalah, pola interaksinya dengan ayah, ibu, dan seluruh anggota keluarga yang lain, keadaan fisiknya, seperti tinggi dan berat badannya serta hal-hal yang didengar dan dipelajarinya.
Kebutuhan anak di fase remaja ini berbeda dengan kebutuhannya difase-fase sebelumnya. Hal ini harus diperhatikan oleh orang tua dan diusahakan untuk memenuhinya. Kebutuhan anak tersebut antara lain adalah sebagai  berikut:
1.      Kebutuhan primer, seperti makanan, minuman, dan pakaian.
2.      Kebutuhan psikis, seperti ketenangan jiwa dan emosi.
3.      Kebutuhan terhadap penerimaan dirinya oleh masyararakat.
4.      Kebutuhan terhadap perhatian dan penghormatan atas dirinya.
5.      Kebutuhan untuk mempelajari banyak hal yang dapat memupuk bakatnya sebagai bekal menempuh perjalanan panjang kehidupannya.
6.      Kebutuhan untuk mengenal pemikiran-pemikiran yang menjadi wacana dalam masyarakat dan mengenal isi dunia, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan dan kematangan anak seusia ini.




 Adapan langkah-langkah penting yang berhubungan dengan pendidikan anak di fase ini, sebagai berikut :
a.       Pendidikan ekstra ketat
Pendidikan di fase ini lebih penting pada fase-fase lainnya karen anak di usia ini relatif masih bersih dan belum tercemari sehingga mau mendengar dan menerima semua nasehat dan bimbinga. Karena itu, orang tua harus pandai-­pandai menggunakan  kesempatan ini untuk mendidiknya dengan benar.
b.      Dorongan untuk belajar Pada fase ini, belajar adalah hal yang penting bagi anak­-anak. Inilah saat yang tepat untuk memberikan dorongan belajar kepada mereka mematangkan kekuatan akal, serta mewujudkan kecintaan  hakiki mereka terhadap penguasaan ilmu.
c.       Pengawasan
a.       Pada dasarnya, pengawasan adalah kewajiban ayah dan ibu. Mereka berdua memiliki porsi tugas yang disesuaikan, dengan kemampuan dan pengalaman hidup. Karenanya, mereka berdua harus saling membantu. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah bahwa jangan sampai si anak merasa tidak diacuhkan oleh orang tuanya. Kondisi pengawasan melekat harus selalu terjaga. Orang tua terkadang bisa meminta bantuan kepada famili atau kerabat untuk ikut mengawasi anaknya terutama dalam situasi yang di sana orang tua tidak bisa melakukannya.
b.      Menciptakan hubungan dengan teladan yang baik
c.       Di akhir periode ini, anak-anak akan punya kecenderungan yang sangat kuat untuk meniru apapun yang ada pada diri kebanyakan  orang. Para psikolog menamai sebuah gejala kejiwaan dari seorang  anak pada usia ini yang selalu ingin meniru orang lain secara fisik  dengan istilah "peniruan". Keinginan ini sangat tepat timbulnya  dan akan cepat juga berhenti ketika sumber peniruan itu tidak ada.
           

 Ada pula jenis peniruan yang bersifat non fisik. Prosesnya berlangsung perlahan tetapi pengaruhnya sangat kuat menempel pada akal dan jiwa.
c.Masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja)
Masa usia jenjang pendidikan menengah bertepatan dengan masa remaja,    yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu:
1.      Remaja awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial.
2.      Masa remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3.      Masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja awal,    remaja dan remaja akhir adalah:
1.      Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2.      Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3.      Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5.      Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6.      Memilih dan mempersiapkan karier.
7.      Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-­konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9.      Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10.  Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam berperilaku.

d.      Masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)
Pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup. Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal adalah:
a.       Memilih pasangan.
b.      Belajar hidup dengan pasangan.
c.       Memulai hidup dengan pasangan.
d.      Memelihara anak.
e.       Mengelola rumah tangga.
f.       Memulai bekerja.
g.      Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
h.      Menemukan suatu kelompok yang serasi.



















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya usaha. Sedangkan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
o   Fase perkembangan masa kanak-kanak
o   Fase perkembangan masa anak
o   Fase perkembangan masa remaja
o   Fase perkembangan masa dewasa awal
o   Fase perkembangan masa setengah baya
o   Fase perkembangan masa tua
            Perkembangan individu secara didaktis sebagai berikut:
o   Masa usia pra sekolah
o   Masa usia jenjang pendidikan dasar
o   Masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja)
o   Masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)

B.     SARAN
Dengan adanya konsep perkembangan individu, belajar dan fase-fase perkembangan individu, serta perkembangan individu secara didaktis peserta didik, pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenai perkembangan individu dalam belajar dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajarmengajar.
           

Comments

Popular Posts