Bahaya Longsor



Resume Jurnal Pendidikan dan Pembangunan Manusia
September 2014, Vol. 3, No 3, pp. 149-155
BAHAYA LONGSOR DI MALAYSIA


Longsor merupakan salah satu bahaya umum terjadi secara global dan Malaysia tidak terhindar juga. Selama masa lalu empat dekade, Malaysia telah menjadi tuan rumah sejumlah insiden longsor, yang mengakibatkan kerugian yang signifikan dari kehidupan
dan kerusakan properti. Besarnya kerusakan longsor cukup tinggi di Malaysia.  Sebuah survei telah dilakukan pada 143 responden di area tertentu. Jurnal ini menyajikan temuan tentang bagaimana Malaysia bereaksi terhadap insiden longsor, yang informan Longsor mereka dan kepada siapa mereka lebih suka menyebarkan informasi tentang insiden longsor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa faktor-faktor seperti pendidikan dan penggunaan lahan yang tepat adalah penting untuk mengurangi insiden longsor.
Selain itu, responden juga setuju bahwa mereka akan mengambil tindakan jika longsor terjadi di masa depan. Kebanyakan responden setuju bahwa mereka lebih suka informasi dari pakar longsor. Namun, sebagian besar responden menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan kurang terhadap informasi Longsor media dan juga enggan untuk menyebarkan informasi longsor ke media. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut pada media, publik dan isu-isu Longsor di Malaysia harus dilakukan di masa depan.     

 Insiden longsor yang sering terjadi di Malaysia dan kejadian menarik perhatian serius dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Longsor merupakan tragedi yang berhubungan dengan tanah dan hujan yang dapat menyebabkan kerusakan properti dan mengancam kehidupan manusia dan keamanan publik. Biasanya, faktor iklim seperti curah hujan dan kelalaian manusia seperti pengembangan lereng yang tidak diatur sering dikaitkan dengan insiden longsor. Seperti kita ketahui, Malaysia adalah negara yang terletak di dekat khatulistiwa dan iklimnya dikategorikan sebagai khatulistiwa yang panas dan lembab sepanjang tahun. Di banyak negara tropis seperti Malaysia, rata-rata curah hujan tahunan yang diterima adalah tinggi, yaitu sekitar 2.500 mm per tahun. Oleh karena itu, hujan menjadi penyebab utama kejadian tanah longsor di Malaysia (Mohd ASBI, 1994). Selain itu, faktor manusia seperti pembangunan yang tidak berkelanjutan di lereng dan daerah bukit juga memberikan kontribusi terhadap kejadian longsor di Malaysia. tren perkembangan bukit di Malaysia saat ini lebih ke arah pengembangan rumah mewah yang menjanjikan pemandangan yang menarik dan eksklusivitas. Orang bahkan tidak menyadari risiko yang tinggal di daerah lereng bukit. Orang lebih peduli pada aspek "prestise" dan "eksklusivitas" daripada keselamatan mereka.  
 Selangor pada tahun 2008 adalah salah satu contoh mewah pengembangan lereng bukit yang tidak berkelanjutan yang tidak hanya menghancurkan empat belas bungalow tetapi juga menewaskan lima orang. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk memahami tentang risiko yang tinggal di daerah lereng bukit dan khawatir tentang bagaimana mengatasi bahaya longsor di masa depan. longsor adalah bencana geologi yang serius yang terjadi di seluruh dunia. Longsor dapat dipahami sebagai gerakan lereng bawah tanah dan batuan massa di bawah pengaruh gravitasi tanpa bantuan utama dari agen pengangkutan cairan (Brunsden, 1979). Pokharel (2005) didefinisikan Longsor sebagai gerakan tanah atau batuan di sepanjang permukaan yang berbeda dari pecah, yang memisahkan bahan slide dari materi mendasar yang lebih stabil. Tanah longsor dapat melibatkan mengalir, meluncur, menjatuhkan, atau jatuh, dan banyak tanah longsor menunjukkan kombinasi dari dua atau lebih jenis gerakan, pada saat yang sama atau selama masa longsor.     
Ada banyak penelitian Longsor yang telah dilakukan di Malaysia dan luar negeri. Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan umum tentang tanah longsor dan memahami sifat bahaya longsor dan bagaimana mereka terjadi. Para siswa juga merasa cemas dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang insiden longsor. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang tinggal di daerah ini memiliki sikap positif terhadap isu-isu Longsor di Malaysia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana masyarakat Malaysia mengatasi insiden longsor di Malaysia. Tujuan penelitian adalah tiga kali lipat: Untuk mengidentifikasi responden pengetahuan tentang bahaya longsor dan bagaimana mereka mengurangi kejadian longsor, yang penyedia informasi longsor dan kepada siapa mereka akan menginformasikan informasi longsor.                  
Metode Data untuk penelitian ini diperoleh melalui kuesioner dengan masyarakat Malaysia di daerah yang dipilih. Kuesioner dikembangkan dalam hal ini dan itu terutama terdiri dari empat kategori: informasi pribadi dan demografis, responden tindakan untuk mengurangi Longsor, responden pendapat tentang Longsor penyedia informasi dan tindakan responden jika longsor terjadi. Penelitian Penyanyi menunjukkan bahwa Pendidikan memainkan Peran Penting pada mitigasi Longsor. Through Pendidikan formal yang di sekolah such as inviting participation, orang utan can be dengan mudah mempromosikan kesiapan hearts Perilaku dan membuat Siswa lebih sadar tentang risiko bahaya Longsor atau bencana. Namun, di Malaysia, Bencana atau bahaya Pendidikan di sekolah atau Universitas masih pada tingkat yang moderat. Pendidikan Bencana Hanya diajarkan through mata Pelajaran Tertentu seperti Geografi dan Ilmu. Hal penyanyi berbeda Dari negara-gatra maju seperti Jepang di mana Pendidikan Bencana Adalah shalat Satu Kurikulum Resmi dan subjek diajarkan di semua tingkatan, dari TK Sampai SMA. Oleh karena itu, Malaysia Harus belajar dari Jepang hearts Rangka meningkatkan Pengetahuan Dan Kesadaran 'masyarakat Terhadap Bahaya Longsor. responden juga sepakat bahwa penggunaan lahan yang tepat adalah penting sebagai alat untuk mengurangi longsor. Pemerintah Malaysia memberikan penekanan yang signifikan dalam perannya penggunaan.

Comments

Popular Posts